Nama :
Meyria Sintani
NIM :
2012.C.04a.0314
Kelas/Semester :
1-A / 2
Dosen :
Yuliatie, S.Kep.,Ns
RESUME
OKSIGENASI
A. Anatomi Fisiologi
Respirasi
1. Pengertian Respirasi
Respirasi adalah pertukaran gas, yaitu oksigen (O²) yang dibutuhkan
tubuh untuk metabolisme sel dan karbondioksida (CO²) yang dihasilkan dari
metabolisme tersebut dikeluarkan dari tubuh melalui paru.
2. Anatomi
2.1. Hidung
Nares anterior adalah saluran-saluran di dalam rongga hidung.
Saluran-saluran itu bermuara ke dalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum.
Rongga hidung dilapisi sebagai selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh
darah, dan bersambung dengan lapisan farinx dan dengan selaput lendir sinus
yang mempunyai lubang masuk ke dalam rongga hidung. Septum nasi memisahkan kedua
cavum nasi. Struktur ini tipis terdiri dari tulang dan tulang rawan, sering
membengkok kesatu sisi atau sisi yang lain, dan dilapisi oleh kedua sisinya
dengan membran mukosa. Dinding lateral cavum nasi dibentuk oleh sebagian
maxilla, palatinus, dan os. Sphenoidale. Tulang lengkung yang halus dan melekat
pada dinding lateral dan menonjol ke cavum nasi adalah : conchae superior,
media, dan inferior. Tulang-tulang ini dilapisi oleh membrane mukosa.
Dasar cavum nasi dibentuk oleh os frontale dan os palatinus sedangkan
atap cavum nasi adalah celah sempit yang dibentuk oleh os frontale dan os
sphenoidale. Membrana mukosa olfaktorius, pada bagian atap dan bagian cavum
nasi yang berdekatan, mengandung sel saraf khusus yang mendeteksi bau. Dari
sel-sel ini serat saraf melewati lamina cribriformis os frontale dan kedalam bulbus
olfaktorius nervus cranialis I olfaktorius.
Sinus paranasalis adalah ruang dalam tengkorak yang berhubungan
melalui lubang kedalam cavum nasi, sinus ini dilapisi oleh membrana mukosa yang
bersambungan dengan cavum nasi.
2.2. Faring
Faring adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai
persambungannya dengan oesopagus pada ketinggian tulang rawan krikoid. Maka
letaknya di belakang larinx (larinx-faringeal). Orofaring adalah bagian dari
faring merrupakan gabungan sistem respirasi dan pencernaan.
2.3. Laring
Terletak pada garis tengah bagian depan leher, sebelah dalam kulit,
glandula tyroidea, dan beberapa otot kecila, dan didepan laringofaring dan
bagian atas esopagus.
Laring merupakan struktur yang lengkap terdiri atas:
Laring merupakan struktur yang lengkap terdiri atas:
1. Cartilago
yaitu cartilago thyroidea, epiglottis, cartilago cricoidea, dan 2 cartilago
arytenoidea
2.Membarana
yaitu menghubungkan cartilago satu sama lain dan dengan os. Hyoideum, membrana
mukosa, plika vokalis, dan otot yang bekerja pada plica vokalis
Cartilago tyroidea berbentuk V, dengan V menonjol kedepan leher sebagai jakun. Ujung batas posterior diatas adalah cornu superior, penonjolan tempat melekatnya ligamen thyrohyoideum, dan dibawah adalah cornu yang lebih kecil tempat beratikulasi dengan bagian luar cartilago cricoidea.
Cartilago tyroidea berbentuk V, dengan V menonjol kedepan leher sebagai jakun. Ujung batas posterior diatas adalah cornu superior, penonjolan tempat melekatnya ligamen thyrohyoideum, dan dibawah adalah cornu yang lebih kecil tempat beratikulasi dengan bagian luar cartilago cricoidea.
Membrana
Tyroide mengubungkan batas atas dan cornu superior ke os hyoideum.
Membrana cricothyroideum menghubungkan batas bawah dengan cartilago cricoidea.
Membrana cricothyroideum menghubungkan batas bawah dengan cartilago cricoidea.
2.4. Epiglotis
Cartilago yang berbentuk daun dan menonjol keatas dibelakang dasar
lidah. Epiglottis ini melekat pada bagian belakang V cartilago thyroideum. Plica
aryepiglottica, berjalan kebelakang dari bagian samping epiglottis menuju
cartilago arytenoidea, membentuk batas jalan masuk laring.
2.5. Membran
Mukosa
Laring sebagian
besar dilapisi oleh epitel respiratorius, terdiri dari sel-sel silinder yang
bersilia. Plica vocalis dilapisi oleh epitel skuamosa.
2.6. Trakea
Adalah tabung
fleksibel dengan panjang kira-kira 10 cm dengan lebar 2,5 cm. trachea berjalan
dari cartilago cricoidea kebawah pada bagian depan leher dan dibelakang
manubrium sterni, berakhir setinggi angulus sternalis (taut manubrium dengan
corpus sterni) atau sampai kira-kira ketinggian vertebrata torakalis kelima dan
di tempat ini bercabang mcnjadi dua bronckus (bronchi). Trachea tersusun atas
16 – 20 lingkaran tak- lengkap yang berupan cincin tulang rawan yang diikat
bersama oleh jaringan fibrosa dan yang melengkapi lingkaran disebelah belakang
trachea, selain itu juga membuat beberapa jaringan otot.
2.7. Bronkus
Bronchus yang
terbentuk dari belahan dua trachea pada ketinggian kira-kira vertebrata
torakalis kelima, mempunyai struktur serupa dengan trachea dan dilapisi
oleh.jenis sel yang sama. Bronkus-bronkus itu berjalan ke bawah dan kesamping
ke arah tampuk paru. Bronckus kanan lebih pendek dan lebih lebar, dan lebih
vertikal daripada yang kiri, sedikit lebih tinggi darl arteri pulmonalis dan
mengeluarkan sebuah cabang utama lewat di bawah arteri, disebut bronckus lobus
bawah. Bronkus kiri lebih panjang dan lebih langsing dari yang kanan, dan
berjalan di bawah arteri pulmonalis sebelurn di belah menjadi beberapa cabang
yang berjalan kelobus atas dan bawah.
Cabang utama
bronchus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronchus lobaris dan kernudian
menjadi lobus segmentalis. Percabangan ini berjalan terus menjadi bronchus yang
ukurannya semakin kecil, sampai akhirnya menjadi bronkhiolus terminalis, yaitu
saluran udara terkecil yang tidak mengandung alveoli (kantong udara).
Bronkhiolus terminalis memiliki garis tengah kurang lebih I mm. Bronkhiolus
tidak diperkuat oleh cincin tulang rawan. Tetapi dikelilingi oleh otot polos sehingga
ukurannya dapat berubah. Seluruh saluran udara ke bawah sampai tingkat
bronkbiolus terminalis disebut saluran penghantar udara karena fungsi utamanya
adalah sebagai penghantar udara ke tempat pertukaran gas paru-paru.
2.8. Paru-Paru
Paru-paru
terdapat dalam rongga thoraks pada bagian kiri dan kanan. Paru-paru memilki :
1. Apeks, Apeks
paru meluas kedalam leher sekitar 2,5 cm diatas calvicula
2. permukaan
costo vertebra, menempel pada bagian dalam dinding dada
3. permukaan
mediastinal, menempel pada perikardium dan jantung.
4. dan basis.
Terletak pada diafragma paru-paru juga Dilapisi oleh pleura yaitu
parietal pleura dan visceral pleura. Di dalam rongga pleura terdapat cairan
surfaktan yang berfungsi untuk lubrikasi. Paru kanan dibagi atas tiga lobus
yaitu lobus superior, medius dan inferior sedangkan paru kiri dibagi dua lobus
yaitu lobus superior dan inferior. Tiap lobus dibungkus oleh jaringan elastik
yang mengandung pembuluh limfe, arteriola, venula, bronchial venula, ductus
alveolar, sakkus alveolar dan alveoli. Diperkirakan bahwa stiap paru-paru
mengandung 150 juta alveoli, sehingga mempunyai permukaan yang cukup luas untuk
tempat permukaan/pertukaran gas.
2.9. Alveoli
Merupakan tempat pertukaran gas assinus terdiri dari bronkhiolus dan
respiratorius yang terkadang memiliki kantong udara kecil atau alveoli pada
dindingnya. Ductus alveolaris seluruhnya dibatasi oleh alveoilis dan sakus
alveolaris terminalis merupakan akhir paru-paru, asinus atau.kadang disebut
lobolus primer memiliki tangan kira-kira 0,5 s/d 1,0 cm. Terdapat sekitar 20
kali percabangan mulai dari trachea sampai Sakus Alveolaris. Alveolus
dipisahkan oleh dinding yang dinamakan pori-pori kohn.
B. Anatomi Fisiologi
Kardiovaskuler
Jantung terletak
didalam rongga mediastinum dari ronga dada (toraks) diantara kedua paru.
Selaput yang melapisi jantung disebut perikardium yang terdiri atas 2 lapisan:
1.
Perikardium parietalis, yaitu
lapisan luar yang melekat pada tulang dada dan selaput paru.
2.
Perikardium viseralis, yaitu
lapisan permukaan dari jantung itu sendiri yang juga disebut epikardium.
Diantara kedua lapisan tersebut terdapat cairan perikardium sebagai
pelumas yang berfungsi mengurangi gesekan akibat gerak jantung saat memompa.
Dinding jantung terdiri dari 3
lapisan:
1.
Lapisan
luar disebut epikardium atau perikardium.
2.
Lapisan
tengah merupakan lapisan berotot, disebut miokardium.
3. Lapisan dalam disebut endokardium.
Jantung terdiri dari 4 ruang, yaitu
dua ruang yang berdinding tipis disebut atrium (serambi), dan 2 ruang yang
berdinding tebal disebut ventrikel (bilik).
Atrium
1.
Atrium
kanan berfungsi sebagai penampungan darah yang rendah oksigen dari seluruh
tubuh. Darah tersebut mengalir melalui vena kava superior, vena kava inferior,
serta sinus koronarius yang berasal dari jantung sendiri. Dari atrium kanan
kemudian darah di pompakan ke ventrikel kanan.
2.
Atrium
kiri menerima darah yang kaya akan oksigen dari paru melalui 4 buah vena
pulmonalis. Kemudian darah dialirkan ke ventrikel kiri.
Antara kedua atrium dipisahkan oleh
sekat yang disebut septum atrium.
1.
Ventrikel
2. Ventrikel kanan, menerima darah dari
atrium kanan yang kemudian dipompakan ke paru melalui arteri pulmonalis.
3. Ventrikel kiri, menerima darah dari
atrium kiri kemudian memompakannya ke seluruh tubuh melalui aorta.
Kedua ventrikel dipisahkan oleh sekat
yang disebut septum ventrikel.
Katup
Jantung
1.
Katup Atrioventrikuler :
Merupakan katup yang terletak diantara atrium dan ventrikel.. katup antara
atrium kanan dan ventrikel kanan mempunyai tiga buah daun katup disebut katup
trikuspidalis. Sedangkan katup yang terletak diantara atrium kiri dan
ventrikel kiri mempunyai dua buah daun katup disebut katup
bikuspidalis atau katup mitral.
2.
Katup Semilunar : Katup pulmonal, terletak antara arteri pulmonalis
dan ventrikel kanan. Katup aorta, terletak antara ventrikel kiri
dan aorta. Kedua katup semilunar terdiri dari 3 daun katup. Adanya katup
semilunar memungkinkan darah mengalir dari masing-masing ventrikel ke arteri
pulmonalis atau aorta selama sistol ventrikel, dan mencegah aliran balik ke
ventrikel sewaktu diastole ventrikel.
Arteri Koroner, Arteri koroner adalah cabang pertama
dari sirkulasi sistemik. Sirkulasi koroner terdiri dari: arteri koroner
kanan dan arteri koroner kiri. Arteri koroner bermuara di sebelah
atas daun katup aorta yang disebut ”sinus valsava”.
Pembuluh
Darah
1.
Arteri berfungsi untuk transportasi
darah dengan tekanan yang tinggi ke seluruh jaringan tubuh. Dinding arteri kuat
dan elastis (lentur), kelenturannya membantu mempertahankan tekanan darah
diantara denyut jantung. Dinding arteri banyak mengandung jaringan elastis
yang dapat teregang saat sistol dan mengadakan rekoil saat diastol.
2.
Arteriola merupakan cabang paling ujung
dari sistem arteri, berfungsi sebagai katup pengontrol untuk mengatur
pengaliran darah ke kapiler. Arteriol mempunyai dinding yang kuat sehingga
mampu kontriksi atau dilatasi beberapa kali ukuran normal, sehingga dapat
mengatur aliran darah ke kapiler. Otot arteriol dipersarafi oleh serabut saraf
kolinergik yang berfungsi vasodilatasi. Arteriol merupakan penentu utama
resistensi/tahanan aliran darah, perubahan pada diameternya
menyebabkan perubahan besar pada resistensi.
3.
Kapiler merupakan pembuluh darah yang
halus dan berdinding sangat tipis, yang berfungsi sebagai jembatan diantara
arteri (membawa darah dari jantung) dan vena (membawa darah kembali ke
jantung). Kapiler memungkinkan oksigen dan zat makanan berpindah dari darah ke
dalam jaringan dan memungkinkan hasil metabolisme berpindah dari jaringan ke
dalam darah.
4.
Venula Dari kapiler darah mengalir ke
dalam venula lalu bergabung dengan venul-venul lain ke dalam vena, yang akan
membawa darah kembali ke jantung.
5.
Vena memiliki dinding yang tipis, tetapi
biasanya diameternya lebih besar daripada arteri, sehingga vena dapat
mengangkut darah dalam volume yang sama tetapi dengan kecepatan yang lebih rendah
dan tidak terlalu dibawah tekanan. Karena tekanan dalam sistem vena rendah maka
memungkinkan vena berkontraksi sehingga mempunyai kemampuan untuk menyimpan
atau menampung darah sesuai kebutuhan tubuh.
C. Fungsi Oksigen
1.
untuk
menjalankan fungsi otak dibutuhkan oksigen 20 % dari kebutuhan tubuh akan
oksigen. Otak tidak mempunyai rongga untuk menampung kelebihan oksigen. Jika
terjadi kekurangan oksigen 8 – 10 detik dapat menimbulkan stroke sehingga
timbul gangguan fungsi otak. Jika terjadi 6 – 8 menit dapat terjadi koma. Jika
tidak bisa dipulihkan, penderita dapat meninggal.
2.
menjaga kestabilan dalam
memompa darah ke seluruh tubuh. Jadi, oksigen merupakan sumber energi bagi
jantung.
3.
Otot memerlukan 15% oksigen.
Otot merupakan penunjang kekuatan aktivitas tubuh. Tanpa otot, manusia hanya
seonggok daging yang tidak berdaya. Tidak bisa berdiri, tidak bisa berlari.
Jika seseorang berlari kencang, kemudian terengah – terengah, ini menandakan
otot kekurangan oksigen. Akibatnya, jantung harus kerja keras memenuhi energi
kebutuhan otot. Kerja jantung bisa sangat berat saat tubuh juga sudah miskin
oksigen. Jika dipaksakan bisa pingsan. Agar tenaganya pulih kembali, istirahat
sambil mengambil napas.
4.
Ginjal merupakan pasokan
oksigen 20% agar kerjanya untuk membersihkan darah berjalan normal. Ginjal
dalam waktu 24 jam bekerja terus menerus dengan menyaring darah 200 liter.
5.
Usus memerlukan oksigen 35%
agar mampu mencerna makanan dalam perut. Kebutuhan ini meningkat setelah makan.
D.
Rumus Penghitungan Kebutuhan Oksigen
BB = 60kg
RR = 28x / menit
RR x VT x 20% à RR x (BB x 10) x 20%
28 x (60 x
10) x 20 %
28 x (600) x
20 %
28 x 600 x
20/100
28 x 6 x 20
28 x 120
= 3360 mL/menit à 3,36
L/menit
Di bulatkan dlm
flowmeter à 3 L/menit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar